Ford adalah seorang mantan tentara US yang tengah menikmati masa pensiunnya. Ia memilih untuk tinggal di dalam hutan pegunungan Appachians untuk menyalurkan hobi fotografi sekaligus melupakan kenangan buruk saat perang Bosnia berlangsung. Saat ingin pergi ke Kota, mobil yang dikendarai Ford mogok. Saat itulah Emil muncul dan menawarkn bantuannya. Mobil itu akhirnya dapat berfungsi kembali. Melihat kondisi hujan yang semakin deras, Ford memutuskan untuk membatalkan keberangkatannya dan menawarkan Emil tempat istirahat di rumahnya. Perbincangan demi perbincangan membuat keduanya semakin akrab. Saat hendak meninggalkan rumah Ford, Emil mengajak Frod untuk berburu dan Ford pun menyanggupi ajakan itu. Sesampainya di lokasi berburu, Ford menyadari bahwa Emil sedang berusaha mengincarnya sebagai buruan. Mau tidak mau ia harus mengeluarkan kemampuannya demi bertahan hidup.
Ada banyak sekali kelemahan di dalam Killing Season. Meski berpotensi menjadi film drama thriller yang menegangkan, namun kenyataanya hal sebaliknyalah yang justru terjadi. Naskah buatan Evan Daugherty terasa sangat lemah untuk menjadi pondasi cerita Kiling Season. Terlihat bagaimana kacaunya jalan cerita Killing Season, khususnya saat film memasuki paruh pertengahan. Daugherty terlihat hanya menggunakan formula sama yang ia buat berulang kali terutama saat Travolta dan de Niro saling membalas satu sama lain dan diakhiri dengan sangat biasa. Sungguh pergulatan alot yang sangat membuang-buang waktu. Keadaan ini semakin diperparah dengan pengarahan Mark Steven Johnson yang sama sekali tidak mampu menghadirkan jalinan emosi antara penonton dan filmnya. Akibatnya, momen-momen yang berpotensi meningkatkan tensi ketegangan emosional di benak penonton lewat dialog intimidasi atau adegan penyiksaan justru terasa datar.
0 komentar:
Post a Comment